VCO Virginia

Featured

Minyak Kelapa Murni atau Minyak Dara atau bahasa asingnya Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak kesehatan yang dibuat dari buah kelapa segar  secara murni dan alami dengan proses khusus , sangat bening, aromanya segar, tidak tengik, tanpa efek samping, telah banyak kesaksian terapi minyak VCO ini dalam menyembuhkan berbagai penyakit kulit,hypertensi, kolesterol, diabetis, ambeien dll, dan selengkapnya mempunyai KHASIAT sebagai berikut  :

1.       Mengobati segala macam penyakit kulit seperti kadas, kurap, kudis, panu, eksim, dll

2.       Mencegah hypertensi

3.       Mengurangi kolestrol yang ada dalam tubuh

4.       Mencegah diabetis

5.       Mencegah stroke

6.       Mencegah liver / hepatitis

7.       Mencegah osteoporosis (tulang kropos)

8.       Mengobati luka bakar, tersiram air/minyak panas

9.       Mencegah penyakit maag

10.     Meningkatkan sistem kekebalan tubuh

11.     Membantu pencernaan dan penyerapan nutrisi

12.     Baik untuk ibu yang sedang hamil atau sedang menyesui

13.     Mengurangi peradangan kronis

14.     Mendukung penyembuhan dan perbaikan jaringan tubuh

15.     Melindungi tubuh dari penyakit ginjal dan infeksi kandung kemih

16.     Mencegah penyakit ambeien

ORDER HUBUNGI :

Pesan Sekarang

Selamat Datang di Blog Mas Darto

Featured

Assalamu’alaikum Wr Wb

Para pengunjung yang budiman kami sampaikan Selamat Datang di Blog kami , jika pengunjung pengin download modul-modul kimia dan peraturan-peraturan terkait pendidikan dapat lihat dan download pada link-link yang tersedia pada halaman download

Kami ucapkan terima kasih atas kunjungannya jika berkenan silahkan mengisi buku tamu yang telah disediakan sebagai tanda persahabatan

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah, Dan Implementasi TQM Terhadap Kinerja Sekolah SMK

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, DAN IMPLEMENTASI TQM TERHADAP KINERJA SEKOLAH

SMK NEGERI DI KABUPATEN JEPARA

Oleh: Sudarto, NPM. 14510110

ABSTRAK

Sudarto, 2017. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah, dan Implementasi TQM Terhadap Kinerja Sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara”. Tesis. Pembimbing I Dr. Nurkolis, M.M. dan Pembimbing II Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh, M.Pd.

Latar beakang masalah bahwa perolehan nilai Ujian Nasional SMK Negeri di Kabupaten Jepara dua tahun terakhir masih di bawah 5,80 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika, masih banyak tamatan yang belum terserap oleh dunia usaha dan industri, prestasi siswa di bidang akedemik maupun nonakademik masih rendah, masih banyak siswa yang kurang disiplin. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara masih rendah, dan perlu ditingkatkan lagi.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja sekolah. (2) Apakah ada pengaruh yang signifikan budaya sekolah terhadap kinerja sekolah. (3) Apakah ada pengaruh yang signifikan implementasi TQM terhadap kinerja sekolah. (4) Apakah ada pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan implementasi TQM secara bersama-sama terhadap kinerja sekolah.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja sekolah. (2) Terdapat pengaruh yang signifikan budaya sekolah terhadap kinerja sekolah (3) Terdapat pengaruh yang signifikan implementasi TQM terhadap kinerja sekolah. (4) Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan implementasi TQM secara bersama-sama terhadap kinerja sekolah.

Tujuan Penelitian ini untuk memperoleh informasi dan analisis tentang: (1) Adanya pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja sekolah, (2) Adanya pengaruh yang signifikan budaya sekolah terhadap kinerja sekolah, (3) Adanya pengaruh yang signifikan implementasi TQM terhadap kinerja sekolah, (4) Adanya pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan implementasi TQM, secara bersama-sama terhadap kinerja sekolah.

Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru, dan Pengurus Komite Sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara yang berjumlah 480 orang, dari sembilan SMK Negeri, kemudian diambil sebagai sampel 218 orang secara proporsional.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa skor kepemimpinan kepala sekolah terendah 46, tertinggi 145, rata-rata 118,27 skor budaya sekolah terendah 81, tertinggi 150 dan rata-rata 117,85 skor implemantasi TQM terendah 61, tertinggi 150 dan rata-rata 122,47 dan skor kinerja sekolah terendah 82, tertinggi 140 dan rata-rata 117,31.

                Dengan analisis regresi sederhana diketahui: terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara sebesar 19 %, budaya sekolah terhadap kinerja sekolah terhadap kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara sebesar 17,3 %, dan implementasi TQM terhadap kinerja sekolah sebesar 15,7%. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa secara bersama-sama kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan implementasi TQM berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara sebesar 40,9%.

ABSTRACT

Sudarto, 2017. “The Effect of Headmaster’s Leadership, Culture of School, and Implementation of TQM towards the Performance of SMK Negeri at Jepara District”. Thesis. Advisor I Dr. Nurkolis, M.M. and Advisor II Prof. Dr. A.Y. Soegeng Ysh, M.Pd.

The background of this studys are that the acquisition of the National Examination score of SMK Negeri at Jepara district the last two years is still below 5,80 for the subjects of English and Mathematics, there are many graduates who cannot find a job in the field of business and industry, the achievement of the students in academic or non-academic is low and there are still many students who lack of discipline. It indicates that the school performance of SMK Negeri at Jepara district is low and need to be improved.

The research problems of this study are: (1) are there any significant effect of the headmaster’s leadership towards the performance of the schools. (2) are there any significant effect of the culture of the schools towards the performance of the schools. (3) are there any significant effect of implementation of TQM towards the performance of the schools. (4) are there any significant effect of headmaster’s leadership, culture of schools, and implementation of TQM cooperatively towards the performance of the schools.

The hypothesis in this study are that: (1) there are a significant effect of the headmaster’s leadership towards the performance of the schools, (2) there are a significant effect of the culture of the schools towards the performance of the schools, (3) there are a significant effect of implementation of TQM towards the performance of the schools, (4) there are a significant effect of headmaster’s leadership, culture of schools, and implementation of TQM cooperatively towards the performance of the schools.

The aims of this study are to obtain the information and analysis on: (1) the significant effect of the headmaster’s leadership towards the performance of the schools, (2) the significant effect of the culture of the schools towards the performance of the schools, (3) the significant effect of implementation of TQM towards the performance of the schools (4) the significant effect of headmaster’s leadership, culture of schools, and implementation of TQM cooperatively towards the performance of the schools.

The total population of this study are 480 people from 9 vocational schools which consist of the headmasters, teachers, school committees of the vocational schools at Jepara district. Proportionally, 218 people are chosen as the sample of the study.

The results of this study are that the average score of the headmaster’s leadership is 118,27, the average score of school’s culture is 117,85, the average score of implementation of TQM is 122,47 and the average score of school performance is 117,31.

With a simple regression analysis, there is a positive and significant effect of the leadership towards the performance of the vocational school at Jepara district by 19 %, the school culture towards the performance of the vocational schools at Jepara district by 17,3 %, the implementation of TQM towards the performance of the vocational schools at Jepara district by 15,7 %. Meanwhile, the analysis result of the leadership, school culture, and the implementation of TQM cooperatively towards the performance of the vocational schools at Jepara district are 40,9 %,

  1. PENDAHULUAN
  2. A. Latar Belakang Masalah

Dalam Peraturan Pemerintah atau PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada pasal 3 berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Standar Nasional Pendidikan (SNP) bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, menetapkan delapan standar yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pendidikan. Kedelapan standar yang dimaksud meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,  standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.

Delapan standar tesebut secara langsung atau tidak langsung  dapat berpengaruh terhadap kinerja sekolah dan juga dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai kinerja sekolah. Kinerja sekolah dapat dilihat sebagai hasil yang telah dicapai oleh warga sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, siswa) baik melalui proses pembelajaran atau maupun pembinaan kesiswaan dalam kurun waktu tertentu guna mengikuti berbagai macam kegiatan lomba, baik lomba di bidang akademik maupun non akademik di daerah atau tingkat nasional.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu program pendidikan formal yang melayani dan membantu siswa untuk memiliki kecakapan atau skill tertentu sesuai dengan program yang ditawarkan. Dengan adanya kebijakan program ini diharapkan akan mampu menciptakan siswa yang memiliki kemampuan dan kemandirian sehingga dapat mengatasi masalah yang selama ini masih menjadi dilema bagi negara ini yaitu mengatasi pengangguran dan ketergantungan terhadap negara lain.

Di Kabupaten Jepara pertumbuhan berdirinya sekolah baru terutama Sekolah Menengah Kejuruan sangat pesat untuk memenuhi perbandingan SMA dan SMK menjadi 40:60, pada tahun 2016 SMK berjumah empat puluh sembilan sekolah yang terdiri dari empat puluh sekolah swasta dan sembilan sekolah negeri. SMK Negeri di Kabuapten Jepara sudah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 sedangkan SMK swasta masih sedikit yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 dalam pengelolaan sekolah. Maka dalam penelitian difokuskan di SMK Negeri Kabupaten Jepara, yang berjumlah sembilan sekolah yang tersebar di tujuh Kecamatan, Kecamatan Jepara ada tiga sekolah, yaitu SMK Negeri 1 Jepara, SMK Negeri 2 Jepara, dan SMK Negeri 3 Jepara, di Kecamatan Karimunjawa ada satu sekolah yaitu SMK Negeri 1 Karimunjawa, di Kecamatan Kedung ada satu sekolah yaitu SMK Negeri 1 Kedung, di Kecamatan Kalinyamatan ada satu sekolah yaitu SMK Negeri 1 Kalinyamatan, di Kecamatan Bangsri satu sekolah yaitu SMK Negeri 1 Bangsri, di Kecamatan Batealit satu sekolah yaitu SMK Negeri 1 Batealit, di Kecamatan Pakis Aji satu sekolah yaitu SMK Negeri 1 Pakis Aji.

Data rata-rata nilai ujian nasional SMK Negeri sekabupaten Jepara tahun pelajaran 2014/2015 dari jumlah peserta ujian nasional sebanyak 1.956 siswa, dan perolehan nilai rata-rata untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia 76,77, mata pelajaran Bahasa Inggris 57,41, mata pelajaran Matematika 57,74, dan mata pelajaran Kejuruan atau Produktif 89,34. Data rata-rata nilai ujian nasional SMK Negeri se-Kabupaten Jepara tahun pelajaran 2015/2016 belum ada peningkatan yang secara signifikan, bahkan terjadi penurunan bila dibandingkan dengan hasil ujian nasional tahun sebelumnya. Data nilai ujian nasional yang diperoleh siswa SMK Negeri se-Kabupaten Jepara pada tahun 2014/2015 dan 2015/2016 tersebut, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia dari 76,77 menjadi 72,68, Bahasa Inggris: 57,41 menjadi 54,80, Matematika: 57,74 menjadi 44,49 dan Kejuruan: 89,34 menjadi 79,80.

Disamping rendahnya prestasi akademik pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris, prestasi di bidang nonakademik juga masih rendah. Seperti kegiatan LKS, OSTN dan O2SN yang diselenggarakan Direktorat Pembinaan SMK, Kabupaten Jepara belum banyak menunjukkan keberhasilannya.

Direktorat Pembinaan SMK mempunyai program kegiatan lomba, baik lomba akademik maupun nonakademik tingkat nasional yang diselenggarakan setiap tahun yang bertempat di kota-kota besar seluruh Indonesia. Dari beberapa macam lomba tingkat nasional tersebut yang sangat bergengsi di kalangan SMK antara lain: Lomba Kompetensi Siswa (LKS), Olimpiade Saint Terapan Nasional (OSTN), dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN).

Lomba Kompetensi Siswa (LKS) terdiri dari 51 macam lomba yang dikelompokkan dalam 6 bidang yaitu: bidang pertanian, bidang teknologi dan rekayasa, bisnis dan manajemen, pariwisata, teknologi informasi dan komunikasi, seni dan kerajinan. Olimpiade Saint Terapan Nasional (OSTN) terdiri dari 5 mata lomba yaitu: Matematika teknik, Matematika  non teknik,  Fisika terapan, Kimia terapan, dan Biologi terapan. Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) terdiri dari 6 mata lomba yaitu: atletik, bulu tangkis, bola volly, sepak takraw, sepak bola, dan bola basket.

Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor penentu yang sangat dominan dalam keberhasilan sekolah atau kinerja sekolah. Sekolah hampir tidak dapat melaksanakan aktifitas kegiatannya tanpa adanya eksistensi kepala sekolah. Oleh karena itu keberadaan kepala sekolah atau kepemimpinan kepala sekolah mutlak dibutuhkan untuk mencapai tujuan sekolah. Purwanto (2012: 26) telah menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan teknik, personal, interpersonal, sifat-sifat kepribadian, prilaku, termasuk di dalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya secara sadar, rela, penuh semangat, tanggungjawab, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.

Peningkatan kinerja sekolah juga dapat ditunjang dengan penerapan budaya sekolah secara baik. Budaya sekolah berperan dalam memperbaiki kinerja sekolah apabila budaya yang berkembang di sekolah tersebut memenuhi kualifikasi sehat, solid, kuat, positif dan profesional. Budaya sekolah yang memenuhi kualifikasi tersebut mencerminkan jatidiri, kepribadian, dan adanya komitmen yang luas pada sekolah tersebut. Adanya budaya sekolah yang baik di lingkungan sekolah akan mampu mendorong guru dan siswa untuk bekerja dan berusaha untuk mencapai target prestasi yang tertinggi baik dibidang akademik maupun nonakademik sehingga terjadi peningkatan kinerja sekolah. Budaya sekolah dapat berpengaruh langsung terhadap prestasi siswa. Prestasi siswa merupakan salah satu kinerja sekolah. Peningkatan prestasi siswa dapat diartikan sebagai peningkatan kinerja sekolah. Budaya yang terbentuk pada sekolah tersebut merupakan interaksi yang kompleks sehingga mengubah budaya lama menjadi budaya baru.

 Peningkatan kinerja sekolah selain dipengaruhi kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, juga dipengaruhi oleh implementasi TQM di sekolah. TQM menganggap bahwa produk pendidikan sebagai industri jasa yang berbentuk pelayanan, diberikan kepada para pelanggannya sesuai dengan standar tertentu yang telah disepakati. Standar pelayanan ini dikatakan dapat memuaskan jika sesuai dengan keinginan atau melebihi kebutuhan pelanggan yang bersangkutan. Sekolah yang ingin meningkatkan kinerjanya salah satu pilihannya adalah mengimplementasikan TQM. Dengan mengimplementasikan TQM maka sekolah akan mempunyai pedoman yang jelas dalam menuju kualitas yang diharapkan.

Untuk menjadi sekolah yang bermutu atau berkualitas, maka diperlukan pengelolaan sumber daya yang benar yang berupa man, money dan material, untuk mencapai tujuan sekolah dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan. Pelanggan utama sekolah adalah siswa, maka kepuasan siswa merupakan indikator penting dalam penerapan TQM di sekolah. Selain siswa ada juga pelanggan tidak langsung dari jasa pendidikan yaitu orangtua siswa. Kepuasan orangtua juga merupakan indikator yang sangat penting dalam menilai keberhasilan TQM yang dilaksanakan di sekolah. Kepuasan siswa dan orangtua siswa akan terpenuhi jika hasil penerapan TQM di sekolah benar-benar dapat meningkatkan kinerja sekolah atau mutu sekolah sesuai atau melebihi harapan siswa dan orangtua siswa.

  1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis informasi empirik tentang kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara, melalui studi korelasi antara kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan implementasi TQM sebagai variabel bebas. Sedangkan kinerja sekolah sebagai variabel terikat. Berdasarkan penelitian tersebut diharapkan dapat diperoleh suatu temuan tentang kinerja sekolah sehingga dapat dijadikan suatu rujukan baik secara konseptual maupun secara praktis bagi penyelenggara pendidikan di SMK Negeri di Kabupaten Jepara.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan analisis tentang peningkatan kinerja sekolah sebagai berikut:

  1. Adanya pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja sekolah.
  2. Adanya pengaruh yang signifikan budaya sekolah terhadap kinerja sekolah.
  3. Adanya pengaruh yang signifikan implementasi TQM terhadap kinerja sekolah.
  4. Adanya pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan implementasi TQM, secara bersama-sama terhadap kinerja sekolah.
  1. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari aspek teoretis maupun praktis.

  1. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terutama dalam hal konsep peningkatan kinerja sekolah sebagai berikut:
  2. Pengembangan ilmu administrasi pendidikan, khususnya dalam bidang peningkatan kinerja sekolah.
  3. Memberikan informasi yang akurat bagi pembentukan konsep yang berkaitan dengan peningkatan kinerja sekolah.
  4. Mengidentifikasi berbagai kekuatan, kelemahan peluang dan tantangan bagi terwujudnya kinerja sekolah yang tinggi.
  5. Memberikan sumbangan konsep atau model yang dapat digunakan sebagai rujukan peningkatan kinerja sekolah.
  6. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja sekolah sebagai berikut:
  7. Informasi sebagai bahan evaluasi bagi para praktisi pendidikan, khususnya pengelola SMK Negeri di Kabupaten Jepara.
  8. Sebagai bahan masukan atau bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan atau kepala sekolah dalam mengelola lembaganya, khususnya dalam meningkatkan kinerja sekolah.
  9. Sebagai bahan pertimbangan atas adanya berbagai perubahan dan tuntutan zaman yang sangat berorientasi pada kemampuan fisik, mental, maupun spiritual.
  10. Sebagai bahan pertimbangan bagi tercapainya tujuan pendidikan yang diselenggarakan di tingkat sekolah.

KAJIAN PUSTAKA

  1. Kinerja Sekolah

Kinerja sekolah dapat diartikan sebagai hasil kerja kegiatan sekolah baik dalam kualitas maupun kuantitas, yang menyangkut kegiatan akademik dan non akademik yang dilakukan oleh orang-orang atau warga sekolah, secara individu atau kelompok, yang terdiri dari kepala sekolah, guru, staf, siswa dan stakeholders untuk mencapai tujuan sekolah dalam kurun waktu tertentu.

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah adalah perilaku kepala sekolah atau kemampuan dalam mempengaruhi bawahan, mengajak atau menggerakkan, membimbing dan mengarahkan bawahannya untuk melakukan kegiatan sekolah secara sadar dan sukarela, untuk mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan bersama secara efisien dan efektif. Kepemimpinan kepala sekolah yang kuat dapat mempengaruhi kinerja sekolah yang efektif dan berkualitas yang merupakan harapan kepala sekolah, guru, siswa, masyarakat dan stakeholders.

3. Budaya Sekolah

Budaya sekolah adalah suatu sistem nilai yang didukung sekolah, kepercayaan, norma-norma yang dapat dipelajari, diterima oleh seluruh warga sekolah secara sadar dan dilaksanakan dan dikembangkan bersama-sama secara alami, yang dibentuk oleh lingkungan yang menciptakan pemahaman yang sama seluruh komponen sekolah (kepala sekolah, guru, siswa, orangtua, masyarakat sekitar dan stakeholders), untuk mengatasi masalah dalam hal adaptasi faktor eksternal dan integrasi faktor internal, dalam mewujudkan sekolah yang efektif.

4. Implementasi TQM

Implementasi TQM adalah penerapan suatu proses manajemen yang berisi prosedur-prosedur, usaha dalam menciptakan sebuah kultur mutu, agar dalam organisasi setiap orang berusaha keras untuk selalu berusaha keras mengerjakan yang lebih baik, dengan memusatkan pada ekspektasi pelanggan, pencegahan masalah pelanggan, membangun komitmen pada mutu dalam keseluruhan tenaga kerja, melakukan peningkatan dan perbaikan secara terus menerus atau berkesinambungan, untuk memenuhi dan melampaui kebutuhan-kebutuhan para pelanggan pada saat ini dan pada saat mendatang.

  1. Hipotesis Statistik

Berikut ini adalah hipotesis statistik yang secara rinci dari variabel bebas yaitu kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan implementasi TQM, variabel terikat adalah kinerja sekolah, sebagai berikut:

  1. H0: t hitung < t tabel, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan

kepala sekolah (X1) terhadap kinerja sekolah (Y).

        H1: t hitung ≥ t tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah (X1) terhadap kinerja sekolah (Y).

  1. H0: t hitung < t tabel, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan budaya sekolah (X2) terhadap kinerja sekolah (Y).

        H1: t hitung ≥ t tabel, maka terdapat  pengaruh yang signifikan budaya sekolah (X2) terhadap kinerja sekolah (Y).

  1. H0: t hitung < t tabel, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan implementasi TQM (X3) terhadap kinerja sekolah (Y).

        H1: t hitung  ≥ t tabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan implementasi TQM  (X3) terhadap kinerja sekolah (Y).

  1. H0: Fhitung < Ftabel, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpin- an kepala sekolah (X1), budaya sekolah (X2), dan implementasi TQM (X3) secara bersama-sama terhadap kinerja sekolah (Y).

        H1: Fhitung ≥ Ftabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah (X1), budaya sekolah (X2), dan implementasi TQM (X3) secara bersama-sama terhadap kinerja sekolah (Y).

III. METODOLGI PENELITIAN

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenisn penelitian ini adalah penelitian korelasional yaitu, penelitian yang berusaha menghubungkan dua variabel atau lebih berdasarkan fakta-fakta yang telah terjadi melalui pengumpulan data, pengolahan data, kemudian menganalisis, menyimpulkan dan terakhir menginterpretasikannya.Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tiga veriabel bebas yang terdiri dari kepemimpinan kepala sekolah,budaya sekolah dan implementasi TQM, sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja sekolah.

  1. Waktu dan Tempat

Tempat penelitian ini yaitu SMK Negeri di Kabupaten Jepara yang berjumlah sembilan sekolah yang tersebar di tujuh Kecamatan. Waktu penelitian mulai dari penyusunan proposal dan instrumen, seminar proposal, uji validitas dan realibilitas instrumen, pengumpulan dan analisa data, penyusunan tesis, ujian tesis sampai dengan penggandaan laporan, mulai bulan September 2016 sampai dengan Agustus 2017

  1. Disain Penelitian

Dalam penelitian tentang pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan implementasi TQM terhadap kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara, maka akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

  1. Menentukan tempat dan waktu penelitian, yaitu SMK Negeri di Kabupaten Jepara dan waktunya mulai September 2016 sampai dengan Agustus 2017.
  2. Menentukan populasi dan jumlah sampel, yaitu guru, kepala sekolah, dan Komite Sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara yang berjumlah 480 orang, kemudian diambil sampel 218 orang.
  3. Melakukan pengambilan data melalui angket kepada 218 responden secara random sampling.
  4. Melakukan penyajian data dan analisa data variabel yang diteliti dengan uji analisis regresi linier berganda dengan bantun program SPSS versi 21.
  1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu variabel bebas/independent variable dan variabel terikat/dependent variable. Variabel bebas terdiri dari kepemimpinan kepala sekolah (X1), budaya sekolah (X2) dan implementasi TQM (X3), sedangkan variabel terikatnya adalah kinerja sekolah (Y). Artinya kinerja sekolah yang akan diteliti dan diasumsikan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan implementasi TQM, baik secara parsial atau sendiri-sendiri dan atau secara bersama-sama.

  1. Populasi, Sampel, dan Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah guru, kepala sekolah, dan Komite Sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sesuatu yang diperoleh dari sampel, kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Pengambilan sampel dengan teknik probability yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi, untuk dipilih menjadi anggota sampel dengan proportional ramdom sampling.

  1. Instrumen Penelitian

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen penelitian ini disusun berdasarkan kajian teori atau asumsi dari setiap variabel penelitian dan kisi-kisi instrumen ini disusun secara berjenjang mulai dari variabel, indikator, butir soal, dan jumlah soal. Kemudian butir soal masing-masing veriabel berjumlah 30 butir soal atau pernyataan sehingga jumlah butir soal atau pernyataan seluruhnya 120 soal, skor minimum 120 dan skor maksimum dalam instrumen penelitian 600.

Kisi-kisi instrumen penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1. sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Pengukuran Kinerja Sekolah, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah dan Implementasi TQM di SMK Negeri Kabupaten Jepara

No.

Variabel

Indikator

Butir

Soal

Jml

1

Kinerja Sekolah (Y)

Manajemen kurikulum dan proses pembelajaran

1 – 4

4

Manajemen kesiswaan

5- 8

4

Manajemen personalia

9 – 12

4

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan

13 – 16

4

Manajemen tatalaksana sekolah

17 – 19

3

Manajemen keuangan

20 – 23

4

Manajemen pengorganisasian sekolah

24 – 27

4

Manajemen hubungan dengan masyarakat

28 – 30

3

No.

Variabel

Indikator

Butir

Soal

Jml

   

Sub Total 1

 

30

2

Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Legitimasi yang meliputi: legalitas, akseptabilitas dan etis

1 – 9

9

Kemampuan yang meliputi: kecerdasan manajerial, teknik memberi motivasi, teknik pengambilan keputusan, teknik memimpin rapat, teknik berkomunikasi, teknik bernegosiasi dan teknik mengelola konflik

10 – 21

12

Kharisma yang meliputi: keturunan, sistem nilai, integritas, kredibilitas, dan penampilan

22 – 30

9

Sub Total 2

 

30

3

Budaya Sekolah (X2)

Nilai-nilai

1 – 3

3

Asumsi dasar

4 – 6

3

Pedoman mengatasi masalah

7 – 9

3

Adaptasi

10 – 12

3

Jaringan kultural

13 – 15

3

Inovasi dan keberanian megambil resiko

16 – 18

3

Prilaku individu yang tampak

19 – 21

3

Integrasi kerja

22 – 24

3

Identitas individu organisasi

25 – 27

3

Sistem terhadap prestasi kerja

28 – 30

3

Sub Total 3

 

30

4

Implementasi TQM (X3)

Fokus pada pelanggan

1 – 3

3

Membangun kesadaran mutu

4 – 6

3

Keterlibatan karyawan

7 – 9

3

Pendekatan sistem

10 – 12

3

Pendekatan proses

13 – 15

3

Pendekatan fakta dalam pengambilan keputusan

16 – 18

3

Komitmen manajemen

19 – 21

3

Perbaikan secara berkelanjutan

22 – 24

3

Perubahan kultur

25 – 27

3

Tim peningkatan mutu

28 – 30

3

Sub Total 4

 

30

   

Total

 

120

  1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan angket/kuisioner. Teknik angket digunakan untuk mengukur keempat variabel penelitian yaitu kinerja sekolah, kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan implementasi TQM. Instrumen yang digunakan untuk penelitian, terlebih  diujicobakan. Pelaksanaan ujicoba dikenakan pada responden yang bukan anggota dalam sampel penelitian namun anggota populasi. Ujicoba dilakukan terhadap guru, kepala sekolah, dan Komite Sekolah, dalam populasi yang bukan digunakan sampel. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas, selanjutnya akan digunakan sebagai pedoman untuk menyusun instrumen yang digunakan dalam pengambilan data penelitian.

  1. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu uji regresi sederhana dan regresi berganda, karena dalam penelitian ini memiliki tiga variabel bebas/independent variable (kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah dan implementasi TQM) serta melibatkan sebuah variabel terikat/dependent variable yaitu kinerja sekolah. Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, terlebih dahulu diuji normalitas sebaran datanya, uji linieritas, uji heteroskedasitas, uji multikolineritas, dan uji independensi dengan analisis statistiknya menggunakan bantuan program SPSS versi 21.

  1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
  2. Hasil Penelitian

Analisis Deskripsi Statistik

Analisis ini untuk mengetahui deskripsi data seperti mean, nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi. Berikut ini disajikan statistik deskriptif tentang variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut: 

                                          Tabel 4.1

                Statistik Deskriptif

 Descriptive Statistics

 
 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Kepemimpinan kepala sekolah (X1)

218

46

145

118.27

13.325

Budaya sekolah (X2)

218

81

150

117.85

12.413

Implementasi TQM (X3)

218

61

150

122.47

12.358

Kinerja sekolah (Y)

218

82

140

117.31

8.695

Valid N (listwise)

218

       

Sumber : Data diolah, 2017

  1. Deskripsi Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah

Dari tabel 4.1. di atas, diperoleh data sebagai berikut: banyaknya data 218,  nilai minimum 46, nilai maksimum 145, mean 118,27 dan standart deviasi 13,325. Range = 145 – 46 = 99. Kelas interval 5. Panjang kelas interval = 99 : 5 = 19,8 (dibulatkan ke atas menjadi 20). Adapun secara rinci deskripsi variabel kepemimpinan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2.

Deskripsi Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah

No.

Interval

Kriteria

Frekuensi

Persentase

1

2

3

4

5

126 – 145

106 – 125

86 – 105

66 – 85

46 – 65

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

49

138

27

3

1

22,477

63,303

12,385

1,376

0,459

 

Jumlah

218

100

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa kepemimpinan kepala sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara menurut persepsi responden secara berturut-turut sangat baik 22,477%, baik 63,303%, cukup baik 12,385%, kurang baik 1,376% dan tidak baik 0,459%. Diperoleh mean atau nilai rata-rata 118,27 terletak pada interval 106 – 125 dalam kategori baik.

  1. Deskripsi Variabel Budaya Sekolah

Dari tabel 4.1. halaman 19 di atas, diperoleh data sebagai berikut: banyaknya data 218,  nilai minimum 81, nilai maksimum 150, mean 117,85 dan standart deviasi 12,413. Range = 150 – 81 = 69. Kelas interval 5. Panjang kelas interval = 69 : 5 = 13,8 (dibulatkan ke atas menjadi 14). Adapun secara rinci deskripsi variabel budaya sekolah dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3.

Deskripsi Variabel Budaya Sekolah (X2)

No.

Interval

Kriteria

Frekuensi

Persentase

1

2

3

4

5

138 – 151

123 – 137

109 – 122

95 – 108

81 – 94

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

19

41

118

35

5

8,716

18,807

54,128

16,055

2,294

 

Jumlah

218

100

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa budaya sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara menurut persepsi responden secara berturut-turut sangat baik 8,716%, baik 18,807%, cukup baik 54,128%, kurang baik 16,055% dan tidak baik 2,294%. Diperoleh mean atau nilai rata-rata 117,85 terletak pada interval 109 – 122 dalam kategori cukup baik.

  1. Deskripsi Variabel Implementasi TQM

Dari tabel 4.1. halaman 19 di atas, diperoleh data sebagai berikut: banyaknya data 218, nilai minimum 61, nilai maksimum 150, mean 122,47 dan standart deviasi 12,358. Range = 150 – 61 = 89. Kelas interval 5. Panjang kelas interval = 89 : 5 = 17,8 (dibulatkan ke atas menjadi 18). Adapun secara rinci deskripsi variabel implementasi TQM dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4.

Deskripsi Variabel Implementasi TQM

No.

Interval

Kriteria

Frekuensi

Persentase

1

2

3

4

5

134 – 151

116 – 133

98 – 115

80 – 97

61 – 79

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

42

119

53

3

1

19,266

54,587

24,312

1,376

0,459

 

Jumlah

218

100

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa implementasi TQM SMK Negeri di Kabupaten Jepara menurut persepsi responden secara berturut-turut sangat baik 19,266%, baik 54,587%, cukup baik 24,312%, kurang baik 1,376% dan tidak baik 0,459%. Diperoleh mean atau nilai rata-rata 122,47 terletak pada interval 116 – 133 dalam kategori baik.

  1. Deskripsi Variabel Kinerja Sekolah

Dari tabel 4.1. halaman 19 di atas, diperoleh data sebagai berikut: banyaknya data 218, nilai minimum 82, nilai maksimum 140, mean 117,31 dan standart deviasi 8,695. Range = 140 – 82 = 58. Kelas interval 5. Panjang kelas interval = 58 : 5 = 11,6 (dibulatkan ke atas menjadi 12). Adapun secara rinci deskripsi variabel kinerja sekolah dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5.

Deskripsi Variabel Kinerja Sekolah

No.

Interval

Kriteria

Frekuensi

Persentase

1

2

3

4

5

131 – 152

119 – 130

107 – 118

95 – 106

82 – 94

Sangat Baik

Baik

Cukup Baik

Kurang Baik

Tidak Baik

18

73

101

14

2

8,257

33,486

50,917

6,422

0,918

 

Jumlah

218

100

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara menurut persepsi responden secara berturut-turut sangat baik 8,257%, baik 33,486%, cukup baik 50,917%, kurang baik 6,422% dan tidak baik 0,918%. Diperoleh mean atau nilai rata-rata 117,31 terletak pada interval 107 – 118 dalam kategori cukup baik.

  1. Pembahasan
  2. Variabel Yang Diteliti

Dari Tabel 4.1 halaman 19 tentang Deskripsi Statistik dapat diketahui deskripsi statistik tentang skor total dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah jumlah data 218, nilai minimum 46, nilai maksimum 145, rata-rata 118,27, dan standar deviasi 13,325. Untuk variabel budaya sekolah jumlah data 218, nilai minimum 81, nilai maksimum 150, rata-rata 117,85, dan standar deviasi 12,413. Untuk variabel implementasi TQM jumlah data 218, nilai minimum 61, nilai maksimum 150, rata-rata 122,47, dan standar deviasi 12,358. Untuk variabel kinerja sekolah jumlah data 218, nilai minimum 82, nilai maksimum 140, rata-rata 117,31, dan standar deviasi 8,695.

  1. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah

Berdasarkan Tabel 4.2 halaman 20 di atas dapat dijelaskan bahwa kepemimpinan kepala sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara menurut persepsi responden secara berturut-turut sangat baik 22,477%, baik 63,303%, cukup baik 12,385%, kurang baik 1,376% dan tidak baik 0,459%. Diperoleh mean atau sekor rata-rata 118,27 terletak pada interval 106 – 125 dalam kategori baik.

  1. Variabel Budaya Sekolah

Berdasarkan Tabel 4.3 halaman 21 di atas dapat dijelaskan bahwa budaya sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara menurut persepsi responden secara berturut-turut sangat baik 8,716%, baik 18,807%, cukup baik 54,128%, kurang baik 16,055% dan tidak baik 2,294%. Diperoleh mean atau sekor rata-rata 117,85 terletak pada interval 109 – 122 dalam kategori cukup baik.

  1. Variabel Implementasi TQM

Berdasarkan Tabel 4.4 halaman 22 di atas dapat dijelaskan bahwa implementasi TQM SMK Negeri di Kabupaten Jepara menurut persepsi responden secara berturut-turut sangat baik 19,266%, baik 54,587%, cukup baik 24,312%, kurang baik 1,376% dan tidak baik 0,459%. Diperoleh mean atau sekor rata-rata 122,47 terletak pada interval 116 – 133 dalam kategori baik.

  1. Variabel Kinerja Sekolah

Berdasarkan Tabel 4.5 halaman 23 di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara menurut persepsi responden secara berturut-turut sangat baik 8,257%, baik 33,486%, cukup baik 50,917%, kurang baik 6,422% dan tidak baik 0,918%. Diperoleh mean atau sekor rata-rata 117,31 terletak pada interval 107 – 118 dalam kategori cukup baik.

Dari empat analisis di atas terlihat bahwa variabel yang diteliti dalam kategori baik untuk variabel kepemimpinan kepala sekolah dan implementasi TQM, sedangkan variabel budaya sekolah dan kinerja sekolah dalam kategori cukup baik. Namun demikian masih ada nilai di bawah rata-rata dalam kategori cukup bahkan ada yang kurang baik dan tidak baik, yang perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan. Adapun indikator-indikator yang mendapat skor rendah dan perlu ditingkatkan yaitu:

  1. Variabel kinerja sekolah, indikator-indikator yang masih rendah skornya dalam penelitian ini adalah: manajemen kurikulum dan pembelajaran, manajemen kesiswaan dan manajemen pengorganisasian sekolah.
  2. Variabel kepemimpinan sekolah, indikator-indikator yang skornya rendah adalah: legitimasi yang terdiri dari legalitas, akseptabilitas dan etis.
  3. Variabel budaya sekolah, indikator-indikator yang skornya masih rendah adalah: nilai-nilai, asumsi dasar dan jaringan kultural.
  4. Variabel implementasi TQM, indikator-indikator yang masih rendah skornya adalah: fokus pada pelanggan, membangun kesadaran mutu dan keterlibatan karyawan.
  1. 2. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Sekolah

Hasil pengujian hipotesis pertama membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara, yang dibuktikan dengan koefisien regresi linear berganda sebesar = 0,190 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hubungan positif ini bermakna bahwa semakin meningkat kepemimpinan kepala sekolah, semakin meningkat pula kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara, dan sebaliknya.  Hasil uji t digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial antara variabel independen dan dependen, diperoleh hasil thitung sebesar = 4,184 ≥ ttabel (1,971) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Kesimpulan secara parsial terdapat hubungan positif yang signifikan dan hubungan pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja sekolah pada SMK Negeri di Kabupaten Jepara.

Hasil penelitian ini kepemimpinan kepala sekolah memberi kontribusi sebesar 19% dalam usaha meningkatkan kinerja sekolah. Artinya 19% dari semua komponen pendidikan yang dilakukan penyelenggara pendidikan untuk meningkatkan kinerja sekolah untuk mencapai tujuan sekolah yang telah direncanakan bersama stakeholder berupa kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah yang semakin kuat maka kinerja sekolah semakin meningkat, sebanding dengan peningkatan kemampuan kepemimpinan kepala sekolah. Diharapkan para pemangku kepentingan dalam pendidikan terutama Dinas Pendidikan baik di tingkat Kabupaten maupun Propinsi termasuk di dalamnya Pengawas Sekolah supaya mendorong dan membina kepala sekolah untuk selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengelola sekolah agar kinerja sekolah semakin meningkat dan tujuan sekolah dapat tercapai sesuai harapan bersama.

  1. 3. Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Sekolah

Hasil pengujian hipotesis kedua membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan budaya sekolah terhadap kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara, yang dibuktikan dengan koefisien regresi linear berganda sebesar = 0,173 dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Hubungan positif ini bermakna bahwa semakin meningkat budaya sekolah, semakin meningkat pula kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara, dan sebaliknya. Hasil uji t digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial antara budaya sekolah (variabel independen) dan kinerja sekolah (variabel dependen), diperoleh hasil thitung sebesar = 3,151 ≥ ttabel (1,971) dengan nilai signifikansi 0,002 < 0,05. Kesimpulan secara parsial ini adalah terdapat hubungan positif yang signifikan budaya sekolah terhadap kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara.

  1. Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Kinerja Sekolah

Hasil pengujian hipotesis ketiga membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan implementasi TQM terhadap kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara, yang dibuktikan dengan koefisien regresi linear berganda sebesar = 0,157 dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Hubungan positif ini bermakna bahwa semakin baik implementasi TQM, semakin tinggi pula kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara, dan sebaliknya. Hasil uji t digunakan untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara parsial antara implementasi TQM (variabel independen) dan kinerja sekolah (variabel dependen), diperoleh hasil thitung sebesar = 3,389 ≥ ttabel (1,971) dengan nilai siginifikansi 0,001 < 0,05. Kesimpulan secara parsial adalah terdapat hubungan positif yang signifikan implementasi TQM terhadap kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara

  1. PENUTUP
  2. Kesimpulan

Dari hasil analisis data pada bab IV di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  1. Dari hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.5 diperoleh data bahwa variabel kepemimpinan kepala sekolah memperoleh kriteria sangat baik 22,% dan baik 63,303% dan rata-rata 118,27 terletak pada interval 106-125 dalam kategori baik. Variabel budaya sekolah diperoleh data kriteria sangat baik 8,716% baik 18,807% dan cukup baik 54,128% serta rata-rata 117,85 terletak pada interval 109-122 dalam kategori cukup baik. Variabel implementasi TQM diperoleh data kriteria sangat baik 19,266% baik sebesar 54,587% dan rata-rata 122,47 terletak pada interval 116-133 dalam kategori baik. Variabel kinerja sekolah diperoleh data kriteria sangat baik 8,257%, baik sebesar 33,486% dan cukup baik 50,917 serta rata-rata 117,31 terletak pada interval 107-118 dalam kategori cukup baik. Secara umum variabel yang diteliti dalam kategori baik dan cukup baik, namun masih ada nilai dibawah rata-rata yang artinya berarti kurang baik bahkan tidak baik maka perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan. Adapun indikator-indikator yang nilainya masih rendah dan perlu ditingkatkan agar dapat menjadi sekolah yang efektif, yaitu:
  2. Variabel kinerja sekolah, indikator-indikator yang masih rendah skornya dalam penelitian ini adalah: manajemen kurikulum dan pembelajaran, manajemen kesiswaan dan manajemen pengorganisasian sekolah.
  3. Variabel kepemimpinan kepala sekolah, indikator-indikator yang skornya rendah adalah: legitimasi yang terdiri dari legalitas, akseptabilitas dan etis.
  4. Variabel budaya sekolah, indikator-indikator yang skornya masih rendah adalah: nilai-nilai, asumsi dasar dan jaringan kultural.

d      Variabel implementasi TQM, indikator-indikator yang masih rendah skornyaadalah: fokus pada pelanggan, membangun kesadaran mutu dan keterlibatan karyawan.

  1. Kepemimpinan kepala sekolah secara parsial berpengaruh terhadap kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara. Hal ini ditunjukkan oleh uji t yang didapat nilai thitung ≥ ttabel (4,184 ≥ 1,971), sehingga H0 ditolak. Nilai thitung positif artinya berpengaruh positif, yaitu jika kepemimpinan kepala sekolah meningkat maka kinerja sekolah juga meningkat, dan sebalinya.
  2. Budaya sekolah secara parsial berpengaruh terhadap kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara. Hal ini ditunjukkan oleh uji t yang didapat nilai thitung ≥ ttabel (3,151 ≥ 1,971), sehingga H0 ditolak. Nilai thitung positif artinya berpengaruh positif, yaitu jika budaya sekolah meningkat maka kinerja sekolah juga meningkat, dan sebaliknya.
  3. Implementasi TQM secara parsial berpengaruh terhadap kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara. Hal ini ditunjukkan oleh uji t yang didapat nilai thitung ≥ ttabel (3,380 ≥ 1,971), sehingga H0 ditolak. Nilai thitung positif artinya berpengaruh positif, yaitu jika implementasi TQM meningkat maka kinerja sekolah juga meningkat, dan sebaliknya.
  4. Kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan implementasi TQM secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara. Hal ini ditunjukkan oleh uji F yang didapat nilai Fhitung≥ F tabel (50,990 ≥ 2,647), sehingga H0 ditolak. Semakin meningkat kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan implementasi TQM secara bersama-sama maka semakin meningkat pula kinerja sekolah SMK Negeri di Kabupaten Jepara, dan sebaliknya.
  5. Determinan kinerja sekolah yang terdiri dari kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan implementasi TQM SMK Negeri di Kabupaten Jepara secara bersama-sama memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kinerja sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah memberikan kontribusi paling besar terhadap kinerja sekolah (19 %), disusul budaya sekolah (17,3%), dan implementasi TQM (15,7%), dan secara bersama-sama ketiga variabel tersebut memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja sekolah sebesar 40,9%.
  1. Saran

Setelah melakukan analisis dan pengamatan terhadap semua keterbatasan yang ada, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

  1. Untuk Peneliti

Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini dan perlu  diperhatikan oleh peneliti yang akan datang adalah sebagai berikut:

  1. Penelitian ini hanya terbatas pada SMK Negeri di Kabupaten Jepara saja, sehingga kurang akuratnya hasil penelitian jika ditujukan pada populasi yang lebih luas. Untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan subjek yang lebih luas, misal pada beberapa sekolah di beberapa wilayah, sehingga hasil penelitian akan lebih valid dan populasi lebih luas.
  2. Penelitian ini hanya terbatas pada variabel kepemimpinan kepala sekolah, budaya sekolah, dan implementasi TQM saja, mengingat masih banyak faktor lain yang juga mempengaruhi kinerja sekolah. Untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan variabel yang lebih banyak lagi, sehingga hasil penelitian akan lebih valid.
  1. Untuk Pengelola Sekolah

Diperoleh hasil penelitian ini bahwa ada beberapa indikator penelitian yang masih rendah perlu mendapatkan perhatian untuk ditingkatkan agar kinerja sekolah menjadi lebih baik dan tujuan sekolah dapat tercapai. Beberapa indikator pada variabel yang diteliti dan masih perlu ditingkatkan adalah:

  1. Variabel kinerja sekolah, indikator-indikator yang masih rendah skornya dalam penelitian ini adalah: manajemen kurikulum dan pembelajaran, manajemen kesiswaan dan manajemen pengorganisasian sekolah.
  2. Variabel kepemimpinan sekolah, indikator-indikator yang skornya rendah adalah: Legitimasi yang terdiri dari legalitas, akseptabilitas dan etis.
  3. Variabel budaya sekolah, indikator-indikator yang skornya masih rendah adalah: nilai-nilai, asumsi dasar dan jaringan kultural.
  4. Variabel implementasi TQM, indikator-indikator yang masih rendah skornya adalah: fokus pada pelanggan, membangun kesadaran mutu dan keterlibatan karyawan.
  1. Implikasi

Berrdasarkan hasil penelitian ini diharapkan menghasilkan model strategi, implementasi ilmu manajemen pendidikan yang dapat menjadi suatu alternatif sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja sekolah dan mampu menjawab berbagai masalah yang sebenarnya sedang dihadapi. Agar dapat memahami secara operasional tentang strategi yang dihasilkan dari penelitian ini maka melalui implikasi dan rekomendasi diharapkan juga dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan wawasan bagi praktisi pendidikan dan seluruh stakeholders sekaligus sebagai wahana untuk perkembangan secara keilmuan khususnya dalam ilmu manajemen pendidikan sebagai berikut:

  1. Untuk Peneliti

       Direkomendasikan bagi Peneliti yang akan datang dan akan melakukan penelitian yang sama atau hampir sama atau relevan dengan penelitian ini, supaya menggunakan populasi yang lebih luas, menggunakan subyek yang lebih luas, menggunakan variabel yang lebih banyak lagi sehingga hasilnya akan lebih valid, lebih akurat sehingga dapat diimplikasikan di SMK khususnya dan jenjang pendidikan lainnya pada umumnya.

  1. Untuk Pengelola Sekolah

       Dari hasil penelitian ini, direkomendasikan bagi Pengelola SMK diharapkan dapat mengimpikasikannya dalam operasional sekolah, terutama dalam manajemen kurikulum dan pembelajarannya, manajemen kesiswaan serta manajemen pengorgagisasian sekolah agar dapat meningkatkan kinerja sekolah. Disamping itu untuk meningkatkan kinerja sekolah, kepemimpinan kepala sekolah perlu mendapat perhatian, juga budaya sekolah terutama penanaman nilai-nilai, asumsi dasar dan membentukan jaringan kultral. Pada implementasi TQM yang perlu mendapat perhatian guna dapat meningkatkan kinerja sekolah yaitu fokus pada pelanggan, membangun kesadaran mutu dan keterlibatan karyawan. 

DAFTAR PUSTAKA

Andang. 2014. Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Burns. 1978. Performance Measurement, Evaluation and Incentives. Harvard: Business School. Boton. MA. USA.

Danim. 2008. Kinerja Staf dan Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.

Danim dan Suparno. 2009. Manajemen Kepemimpinan Transformasional Kepala sekolahan, Visi dan Strategi Sukses Era Teknologi, Situasi Krisis, dan Internasionalisasi Pendidikan. Jakarta: Renika Cipta.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan. 2006. Standar Kompetensi Kepala Sekolah. Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Ghazali. Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Cetakan kelima. Universitas Diponegoro.

Hoy dan Miskel. 2014.  Administrasi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ismanto. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mangkunegara. 2010. Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung: PT Refika Aditama.

Mintzberg. H. 1989. Mintzberg on Management. New York: Free Press.

Moeheriono. 2014. Indikator Kinerja Utama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyasa. 2014. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

               . 2015. Manajen & Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumu Aksara.

Nawawi. 1981. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Purwanto. 2012. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan . 2014. Manajemen Dan Kepemimpinan Sekolah. Jakarta: Pusbangtendik.

Raharjo. Sahid. Belajar Praktek Analisis Multivariate dengan SPSS. Klaten: e-book. konsistensi.com

Robbins. 1994. Teori Organisasi. Jakarta: Arcan.

Robbins dan Timothy A. Judge. 2015. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Ruky. 2006. Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: Percetakan PT SUN.

Sallis. 2002. Total Quality Management. USA: Kogan Page Ltd. 120 Pentonville Road London N1 9 JN.

              . 2011. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.

Schermerhorn. 1982. Managing Organization Behavior. New York: John Publishing Inc.

Sembiring. 2012. Budaya dan Kinerja Organisas. Bandung: Fokus Media.

Sobirin. 2007. Budaya Organisasi. Yogyakarta: UPP. Stim-YPKN.

 Soegito. 2010. Kepemimpinan Manajemen Berbasis Sekolah. Semarang: UNNES Press.

         . 2011. Total Quality Management (TQM) Di Perguruan Tinggi. Semarang: UNNES Press.

 Suharsimi Arikunto dan Yuliana, 2008, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta, Aditya Media.

 Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: PT Rineka Cipta.

 Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

 Sutrisno. 2013. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana.

Suryosubroto. 2010. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Yogyakarta: PT Rineka

Thoha. 1999. Kepemimpinan Dalam Manajemen, Suatu Pendekatan Perilaku. FISIPOL. Universitas Gadjah Mada. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

       . 1990. Aspek-Aspek Pokok Ilmu administrasi. Jakarta: Ghalia. Indonesia

Umam. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: CV Pustaka Setia.

Umiarso dan Gojali. 2011. Manajemen Mutu Sekolah. Yogyakarta: IRCiSoD.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.

Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah.Tinjauan Teori dan Permasalahannya.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Yukl. 2009. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Jakarta: PT Indeks.

http:\\http://www.dapo.dikmen.kemdikbud.go.id. sinkronisasi 20 April 2016).

http:\\http://www.konsistensi.com. Pengolah data SPSS

Madu Rambutan

Madu Rambutan (Lebah yang menghasilkan madu digembalakan pada perkebunan rambutan) berkhasiat untuk:

  •  Membantu Menambah nafsu makan.
  • Membantu meringnkan sakit sariawan, bisa diteteskan pada daerah sariawan, atau dikonsumsi secara rutin.
  • Meningkatkan kecerdasan otak, juga baik dikonsumsi untuk anak-anak.
  • Membantu menyamarkan luka bakar, dengan cara dioleskan secara rutin, dan jangan terkena air.
  • Baik dikonsumsi oleh Ibu Hamil, untuk menguatkan janin atau bayi yang dikandungnya.
  • Menghilangkan rasa mual.
  • Memperbaiki fungsi ginjal, juga melancarkan buang air kecil dan mengobati sakit pinggang. Perbanyak juga minum air putih.
  • Membantu meringankan sakit maag.
  • Madu rambutan merupakan salah satu madu yang disarankan dikonsumsi untuk yang mempunyai syndrome dingin.
  • Meningkatkan daya tahan tubuh.

Kemasan yang ada, yaitu :

Kemasan kecil isi 70 mL @ Rp. 20.000,- https://wa.me/6289662125627

Kemasan sedang isi 250 mL @ Rp. 40.000,- https://wa.me/6289662125627

Kemasan besar isi 460 mL @ Rp. 70.000,- https://wa.me/6289662125627

Sabar dan Ikhlas (2)

LANJUTAN….
8. BerIMAN bahwa UJIAN adalah bentuk KASIH SAYANG Allah kepada Hambanya, karena SURGA harus diperoleh dengan JIHAD (keSUNGGUHan) dan keSABARan. “Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan keBAIKan maka ditimpakan UJIAN padanya.” (HR. Bukhari) “ Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menCINTAi suatu kaum Allah mengUJI mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi) ”Apakah kamu mengira bahwa kamu akan MASUK SURGA? padahal belum NYATA bagi Allah orang-orang yang berJIHAD di antaramu, dan belum NYATA orang-orang yang SABAR.” (QS Ali ’Imran : 142) Baca lebih lanjut

Sabar dan Ikhlas (1)

Sobat … Pernahkah mengalami MUSIBAH atau COBAAN yang sangat menyakitkan? Mungkin suami/istrei/anak Anda sakit yang tidak bisa disembuhkan atau bahkan meninggal, atau Anda di-PHK (kerja atau cinta), bisnis bangkrut, suami/isteri selingkuh, bercerai, suami tidak mau memberi nafkah, isteri yang tidak taat, sauadara, teman atau tetangga tidak mau menyapa, orang tua, suami, teman yang zhalim, dsb. Baca lebih lanjut